Osteoporosis atau keropos tulang adalah keadaan dimana tulang menjadi keropos, rapuh dan mudah patah. Penderita osteoporosis dicirikan dengan tubuh yang bungkuk atau bengkok. Namun sebenarnya tidak selalu demikian, banyak orang yang sudah mulai menderita osteoporosis tetapi tidak terlihat dari luar. Penderita osteoporosis biasanya merasakan linu-linu dan sakit terutama ketika melakukan pergerakan anggota tubuhnya. Itu sebabnya gejala-gejala yang harus diwaspadai sebagai awal osteoporosis adalah rasa pegal, linu-linu dan nyeri tulang terutama pada bagian punggung dan pinggang. Akibat dari osteoporosis, orang akan mudah mengalami fraktur atau patah tulang spontan, terutama pada pergelangan tangan, pinggul dan tulang belakang.
penyebab osteoporosis:
1. Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita.Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia di antara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat.
2. Osteoporosis senilis kemungkinan karena kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan diantara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru. Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita. Wanita seringkali menderita osteoporosis senilis dan postmenopausal.
3. Osteoporosis sekunder bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid dan adrenal) dan obat-obatan (misalnya kortikosteroid, barbiturat, anti-kejang dan hormon tiroid yang berlebihan). Pemakaian alkohol yang berlebihan dan merokok bisa memperburuk keadaan osteoporosis.
4. Osteoporosis juvenil idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang dapat terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.
Faktor Osteoporosis
A. Wanita
Osteoporosis lebih banyak terjadi pada wanita. Disebabkan karena pengaruh hormon estrogen yang mulai menurun kadarnya dalam tubuh sejak usia 35 tahun. Selain itu, wanita pun mengalami menopause yang dapat terjadi pada usia 45 tahun.
Osteoporosis lebih banyak terjadi pada wanita. Disebabkan karena pengaruh hormon estrogen yang mulai menurun kadarnya dalam tubuh sejak usia 35 tahun. Selain itu, wanita pun mengalami menopause yang dapat terjadi pada usia 45 tahun.
B. Usia
Seiring dengan pertambahan usia, fungsi organ tubuh justru menurun. Pada usia 75-85 tahun, wanita memiliki risiko 2 kali lipat dibandingkan pria dalam mengalami kehilangan tulang trabekular karena proses penuaan, penyerapan kalsium menurun dan fungsi hormon paratiroid meningkat.
Seiring dengan pertambahan usia, fungsi organ tubuh justru menurun. Pada usia 75-85 tahun, wanita memiliki risiko 2 kali lipat dibandingkan pria dalam mengalami kehilangan tulang trabekular karena proses penuaan, penyerapan kalsium menurun dan fungsi hormon paratiroid meningkat.
C. Ras/Suku
Ras kulit putih atau keturunan asia memiliki risiko terbesar. Hal ini disebabkan karena secara umum konsumsi kalsium wanita asia rendah.
Ras kulit putih atau keturunan asia memiliki risiko terbesar. Hal ini disebabkan karena secara umum konsumsi kalsium wanita asia rendah.
D. Keturunan Penderita osteoporosis
Jika ada anggota keluarga yang menderita osteoporosis, maka berhati-hatilah. Osteoporosis menyerang penderita dengan karakteristik tulang tertentu. Seperti kesamaan perawakan dan bentuk tulang tubuh. Itu artinya dalam garis keluarga pasti punya struktur genetik tulang yang sama.
E. Gaya Hidup Kurang Baik
1. Konsumsi daging merah dan minuman bersoda, karena keduanya mengandung fosfor yang merangsang pembentukan horman parathyroid, penyebab pelepasan kalsium dari dalam darah.
2. Minuman berkafein dan beralkohol juga dapat menimbulkan tulang keropos, rapuh dan rusak. Karena kafein lebih banyak mengandung kalsium, dan kalsium itu berasal dari proses pembentukan tulang. Selain itu kafein dan alkohol bersifat toksin yang menghambat proses pembentukan massa tulang (osteoblas).
3. Malas Olahraga
Wanita yang malas bergerak atau olahraga akan terhambat proses osteoblasnya (proses pembentukan massa tulang). Selain itu kepadatan massa tulang akan berkurang. Semakin banyak gerak dan olahraga maka otot akan memacu tulang untuk membentuk massa.
4. Merokok
Perokok sangat rentan terkena osteoporosis, karena zat nikotin di dalamnya mempercepat penyerapan tulang. Selain itu nikotin juga membuat kadar dan aktivitas hormon estrogen dalam tubuh berkurang sehingga susunan-susunan sel tulang tidak kuat dalam menghadapi proses pelapukan.
Disamping itu, rokok juga dapat membuat penghisapnya mengalami hipertensi, penyakit jantung, dan tersumbatnya aliran darah ke seluruh tubuh. Kalau darah sudah tersumbat, maka proses pembentukan tulang sulit terjadi. Jadi, nikotin jelas menyebabkan osteoporosis baik secara langsung tidak langsung. Saat masih berusia muda, efek nikotin pada tulang memang tidak akan terasa karena proses pembentuk tulang masih terus terjadi. Namun, saat melewati umur 35, efek rokok pada tulang akan mulai terasa, karena proses pembentukan pada umur tersebut sudah berhenti.
Perokok sangat rentan terkena osteoporosis, karena zat nikotin di dalamnya mempercepat penyerapan tulang. Selain itu nikotin juga membuat kadar dan aktivitas hormon estrogen dalam tubuh berkurang sehingga susunan-susunan sel tulang tidak kuat dalam menghadapi proses pelapukan.
Disamping itu, rokok juga dapat membuat penghisapnya mengalami hipertensi, penyakit jantung, dan tersumbatnya aliran darah ke seluruh tubuh. Kalau darah sudah tersumbat, maka proses pembentukan tulang sulit terjadi. Jadi, nikotin jelas menyebabkan osteoporosis baik secara langsung tidak langsung. Saat masih berusia muda, efek nikotin pada tulang memang tidak akan terasa karena proses pembentuk tulang masih terus terjadi. Namun, saat melewati umur 35, efek rokok pada tulang akan mulai terasa, karena proses pembentukan pada umur tersebut sudah berhenti.
F. Kurang Kalsium
Jika kalsium tubuh kurang maka tubuh akan mengeluarkan hormon yang akan mengambil kalsium dari bagian tubuh lain, termasuk yang ada di tulang.
G. Mengkonsumsi Obat
Obat kortikosteroid yang sering digunakan sebagai anti peradangan pada penyakit asma dan alergi ternyata menyebabkan risiko penyakit osteoporosis. Jika sering dikonsumsi dalam jumlah tinggi akan mengurangi massa tulang. Karena kortikosteroid dapat menghambat proses osteoblas. Selain itu, obat heparin dan anti kejang juga menyebabkan penyakit osteoporosis. Konsultasikan ke dokter sebelum mengkonsumsi obat jenis ini agar dosisnya tepat dan tidak merugikan tulang.
H. Kurus dan Mungil
Perawakan kurus dan mungil memiliki bobot tubuh cenderung ringan misal kurang dari 57 kg, padahal tulang akan giat membentuk sel asal ditekan oleh bobot yang berat. Karena posisi tulang menyangga bobot maka tulang akan terangsang untuk membentuk massa pada area tersebut, terutama pada derah pinggul dan panggul. Jika bobot tubuh ringan maka massa tulang cenderung kurang terbentuk sempurna.
Gejala-Gejala Osteoporosis
1. Adanya nyeri di tulang belakang, pergelangan tangan, pangkal paha
2. Adanya nyeri dan rasa sakit pada tulang leher
3. Adanya kecenderungan penurunan tinggi badan
4. Postur tubuh kelihatan memendek
Akibat dari Osteoporosis
1. Nyeri pada tulang
2. Tubuh makin lama makin memendek (bungkuk)
3. Tulang menjadi mudah patah
4. Biaya perawatan besar
5. Kecacatan
6. Ketergantungan pada orang lain
7. Kualitas hidup menurun
8. Kematian
Deteksi Dini Osteoporosis
Karena osteoporosis merupakan suatu penyakit yang tidak diawali dengan gejala, maka langkah yang paling penting dalam mencegah dan mengobati osteoporosis adalah dengan pemeriksaan secara dini untuk mengetahui apakah kita sudah terkena atau belum osteoporosis, sehingga dari pemeriksaan ini, kita akan tahu langkah selanjutnya.
Ada tiga cara pemeriksaan dini osteoporosis:
1. Densitometry : pemeriksaan mengukur massa tulang
2. Laboratorium
3. Radiologi
Pada pengukuran dengan alat DENSITOMETRY, pasien akan diukur BMDnya. BMD itu adalah ukuran kepadatan tulang. Angka BMD –1 sampai Positif termasuk NORMAL Angka BMD –1 s.d –2,5 termasuk OSTEOPENIA.
Angka BMD dibawah –2,5 termasuk osteoporosis. Dari pengukuran BMD ini kita bisa mengantisipasi untuk hal – hal yang lebih parah dengan prinsip:
1. Bila BMD kita NORMAL, maka usaha yang kita lakukan adalah mempertahankan agar tetap NORMAL
2. Bila BMD kita OSTEOPENIA, kita harus terapi atau obati agar menjadi NORMAL
3. Bila BMD kita osteoporosis, kita harus obati agar jangan menjadi parah yang bisa mengakibatkan tulang patah
Pencegahan osteoporosis
1. Kalsium yang cukup, kira-kira 800–1200 mg per hari
2. Vitamin D3 yang cukup Kalsium dan Vit. D3 bisa didapatkan dari bahan makanan tapi untuk lebih praktis dan dengan dosis yang tepat, di pasaran sudah beredar EPOCALDI dengan kalsium dan Vit.D3
3. Olah raga yang teratur
4. Hindari merokok, minuman alkohol dan kafein (kopi)
5. Melakukan pemeriksaan tulang untuk mengetahui osteporosis secara dini.
The Casino Directory | JtmHub
BalasHapusThe Casino Directory is a complete directory 토토사이트 for casino and sportsbook wooricasinos.info operators in Ireland and Portugal. Jtm's comprehensive 바카라 사이트 directory provides you www.jtmhub.com with more https://septcasino.com/review/merit-casino/ than 150